Senja di Langit Jakarta
By Gemmy Rozalia
Hiruk pikuk kota Jakarta yang tak pernah lelah dan tak
pernah berhenti beraktivitas membuat Mawar merasa seperti berada di sebuah
tempat yang sewaktu- waktu akan menelannya. Ia sudah merasa bosan, stress dan
penat dalam menjalaninya. Dikota perantauan ini ia bertarung dengan rutinitas kehidupannya.
Setiap harinya ia selalu menjalankan rutinitas yang sama di kota metropolitan
ini.
Hampir setiap hari ia harus bangun pagi
untuk berangkat kerja. Ya,, ia harus berangkat lebih awal untuk berangkat kerja
karena biasanya perjalanan menuju tempat kerjanya macet. Sehingga terpaksa Ia
harus menempuh waktu kurang lebih selama 2 jam dengan menaiki KRL untuk bisa
sampai di tempat kerjanya. Begitu pula saat ia pulang.
Sebelum pulang, hampir setiap
hari ia mampir dulu di taman didekat
monas untuk refreshing untuk menghilangkan rasa penat dan stress setelah
seharian ia bekerja. Ia sangat menikmati suasana dan keindahan monas dari taman
itu, walupun setiap hari ia memandanginya, namun ia tak pernah merasa bosan.
Baginya ini adalah pengobat rasa stress, lelah, penat, dan bosannya, juga
pengobat kerinduan akan kampung halamannya. Ia menikmati suasana senja dengan
melihat- lihat monas yang begitu kokohnya berdiri menjulang langit.
***
Pagi ini tampaknya Mawar tidak
bersemangat untuk berangkat kerja, Karena cuaca hari ini mendukung sekali untuk
berdiam diri di rumah. Namun, ia harus tetap berangkat bekerja demi mencari
sesuap nasi.
Saat pulang kantor cuaca sudah cerah
kembali. Senja mulai menampakkan dirinya. Seperti biasa ia duduk sendiri di
tempat biasanya sambil memandangi monas dengan latar langit senja Jakarta yang
indah. Walupun setiap hari ia memandangi monas, ia tak pernah merasa bosan.
Baginya monas adalah motivasinya untuk bertahan hidup di kota metropolitan ini.
Baginya dirinya seperti monas, walaupun terkena panas terik matahari monas akan
tetap berdiri kokoh bahkan ia akan memancarkan lidah api emasnya. Dan saat
malam tiba lidah api emasnya akan mamancarkan cahaya yang indah dilangit
Jakarta.
Saat sedang menikmati pemandangan
senja yang begitu indah, tiba- tiba ia dikagetkan dengan bola yang tepat
menimpa kepalanya.
“aduh..” katanya dengan agak sedikit
kesal
“maaf kak kami tidak sengaja” kata seorang
anak kepadanya sambil berlari mengambil bola.
“ga papa mbak??” Tanya seorang
pemuda yang duduk tak jauh darinya.
“oh, iya mas. ga papa mas.”
jawabnya.
Pemuda itu kemudian menghampiri dirinya.
“sepertinya kamu setiap hari disini ya..?”
tanya seseorang itu lagi.
“lho, kok tau si..??? jangan- jangan
kamu ngikutin aku ya..??” Tanyanya heran.
“enggak kok, soalnya aku hampir
setiap hari disini hunting- hunting foto.. dan aku tuh sering lihat kamu
disini… ” jawab seseorang itu.
“oh,,, iya… aku hampir setiap sore
disini ” jawab Mawar.
“ngapain kamu setiap hari disini.?
Apa ga bosen tuh?” lanjutnya.
“terus kamu sendiri apa ga bosen,
foto- fotonya di sekitar sini terus..?? tanyanya dengan penasaran.
“ya.. enggak disini terus kali…”
jawabnya dengan nada santai.
“eh, ngomong- ngomong kamu kan
sering ni lihat monas dari sini, tapi kamu belum pernah kan lihat monas dari
atas gedung dengan latar belakang kota Jakarta saat sore- sore gini..?? wuih,,
pemandanganya bagus banget.. kapan- kapan gue ajak deh..” jelasnya.
“beneran nih,, kapan..?? kapan..?”
tanyanya penasaran.
“gimana kalo sekarang aja,, gue juga
mau ada pemotretan di atas gedung..” jawabnya
“oke…” jawabnya dengan antusias..
Selama di perjalanan menuju gedung,
Mawar sangat antusias sekali. Sesampainya di atas gedung ia sangat bahagia dan
takjub melihat keindahan monas dari atas gedung ditambah dengan suasana langit
yang menjadi biru akibat sinar matahari yang datang hanyalah sinar matahari
yang dipantulkan dari langit biru. Ya, Karena matahari sudah terbenam total
namun sinarnya masih cukup terlihat.
Melihat Monas dari atas gedung memang memberikan pemandangan berbeda dengan
pemandangan dari bawah yang biasa Mawar lihat. Dari atas gedung, ia dapat
melihat Monas dan sekitarnya dengan begitu indah, kota Jakarta pun terasa
sangat berbeda tidak seperti yang dilihatnya sehari- hari.
Karena keasyikan melihat- lihat
pemandangan ia sampai lupa waktu.
“eh, kapan- kapan kamu harus ngajak
aku kesini lagi… sumpah bagus banget pemandangannya..” kata Mawar dengan
antusias
“Siap bos…” jawabnya.
“Oh ya.. ngomong- ngomong kita belum
kenalan lho.. kenalin nama gue Adit..” sambil mengulurkan tanganya.
“iya ya.. dari tadi kita ngobrol
terus sampai- sampai kita lupa.. Namaku Mawar..” jawabnya.
“Yaudah kita pulang yuk,, udah malam
ni.. Kapan- kapan loe gue ajak kesini lagi deh..” ajak Adit.
“Aku sampai lupa waktu ni gara- gara
terpesona oleh pemandangan yang indah ini..rasanya ingin berlama- lama
disini..” jawab Mawar.
Karena hari sudah malam mereka memutuskan
untuk pulang bersama. Mereka tampak sangat bahagia.
Hari- hari Mawar sekarang ini tidak
lagi membosankan. Hidupnya tambah berwarna dan bermakna sejak ia bertemu dengan
Adit.
***Selesai***