Senin, 18 Mei 2015

CerpenKu



Senja di Langit Jakarta
By Gemmy Rozalia

Hiruk pikuk kota Jakarta yang tak pernah lelah dan tak pernah berhenti beraktivitas membuat Mawar merasa seperti berada di sebuah tempat yang sewaktu- waktu akan menelannya. Ia sudah merasa bosan, stress dan penat dalam menjalaninya. Dikota perantauan ini ia bertarung dengan rutinitas kehidupannya. Setiap harinya ia selalu menjalankan rutinitas yang sama di kota metropolitan ini.
Hampir setiap hari ia harus bangun pagi untuk berangkat kerja. Ya,, ia harus berangkat lebih awal untuk berangkat kerja karena biasanya perjalanan menuju tempat kerjanya macet. Sehingga terpaksa Ia harus menempuh waktu kurang lebih selama 2 jam dengan menaiki KRL untuk bisa sampai di tempat kerjanya. Begitu pula saat ia pulang.
Sebelum pulang, hampir setiap hari  ia mampir dulu di taman didekat monas untuk refreshing untuk menghilangkan rasa penat dan stress setelah seharian ia bekerja. Ia sangat menikmati suasana dan keindahan monas dari taman itu, walupun setiap hari ia memandanginya, namun ia tak pernah merasa bosan. Baginya ini adalah pengobat rasa stress, lelah, penat, dan bosannya, juga pengobat kerinduan akan kampung halamannya. Ia menikmati suasana senja dengan melihat- lihat monas yang begitu kokohnya berdiri menjulang langit.
***
Pagi ini tampaknya Mawar tidak bersemangat untuk berangkat kerja, Karena cuaca hari ini mendukung sekali untuk berdiam diri di rumah. Namun, ia harus tetap berangkat bekerja demi mencari sesuap nasi.
Saat pulang kantor cuaca sudah cerah kembali. Senja mulai menampakkan dirinya. Seperti biasa ia duduk sendiri di tempat biasanya sambil memandangi monas dengan latar langit senja Jakarta yang indah. Walupun setiap hari ia memandangi monas, ia tak pernah merasa bosan. Baginya monas adalah motivasinya untuk bertahan hidup di kota metropolitan ini. Baginya dirinya seperti monas, walaupun terkena panas terik matahari monas akan tetap berdiri kokoh bahkan ia akan memancarkan lidah api emasnya. Dan saat malam tiba lidah api emasnya akan mamancarkan cahaya yang indah dilangit Jakarta.
Saat sedang menikmati pemandangan senja yang begitu indah, tiba- tiba ia dikagetkan dengan bola yang tepat menimpa kepalanya.
“aduh..” katanya dengan agak sedikit kesal
 “maaf kak kami tidak sengaja” kata seorang anak kepadanya sambil berlari mengambil bola.
“ga papa mbak??” Tanya seorang pemuda yang duduk tak jauh darinya.
“oh, iya mas. ga papa mas.” jawabnya.
Pemuda itu kemudian menghampiri dirinya.
“sepertinya kamu setiap hari disini ya..?” tanya seseorang itu lagi.
“lho, kok tau si..??? jangan- jangan kamu ngikutin aku ya..??” Tanyanya heran.
“enggak kok, soalnya aku hampir setiap hari disini hunting- hunting foto.. dan aku tuh sering lihat kamu disini… ” jawab seseorang itu.
“oh,,, iya… aku hampir setiap sore disini ” jawab Mawar.
“ngapain kamu setiap hari disini.? Apa ga bosen tuh?” lanjutnya.
“terus kamu sendiri apa ga bosen, foto- fotonya di sekitar sini terus..?? tanyanya dengan penasaran.
“ya.. enggak disini terus kali…” jawabnya dengan nada santai.
“eh, ngomong- ngomong kamu kan sering ni lihat monas dari sini, tapi kamu belum pernah kan lihat monas dari atas gedung dengan latar belakang kota Jakarta saat sore- sore gini..?? wuih,, pemandanganya bagus banget.. kapan- kapan gue ajak deh..” jelasnya.
“beneran nih,, kapan..?? kapan..?” tanyanya penasaran.
“gimana kalo sekarang aja,, gue juga mau ada pemotretan di atas gedung..” jawabnya
“oke…” jawabnya dengan antusias..
Selama di perjalanan menuju gedung, Mawar sangat antusias sekali. Sesampainya di atas gedung ia sangat bahagia dan takjub melihat keindahan monas dari atas gedung ditambah dengan suasana langit yang menjadi biru akibat sinar matahari yang datang hanyalah sinar matahari yang dipantulkan dari langit biru. Ya, Karena matahari sudah terbenam total namun sinarnya masih cukup terlihat.
Melihat Monas dari atas gedung  memang memberikan pemandangan berbeda dengan pemandangan dari bawah yang biasa Mawar lihat. Dari atas gedung, ia dapat melihat Monas dan sekitarnya dengan begitu indah, kota Jakarta pun terasa sangat berbeda tidak seperti yang dilihatnya sehari- hari.
Karena keasyikan melihat- lihat pemandangan ia sampai lupa waktu.
“eh, kapan- kapan kamu harus ngajak aku kesini lagi… sumpah bagus banget pemandangannya..” kata Mawar dengan antusias
“Siap bos…” jawabnya.
“Oh ya.. ngomong- ngomong kita belum kenalan lho.. kenalin nama gue Adit..” sambil mengulurkan tanganya.
“iya ya.. dari tadi kita ngobrol terus sampai- sampai kita lupa.. Namaku Mawar..” jawabnya.
“Yaudah kita pulang yuk,, udah malam ni.. Kapan- kapan loe gue ajak kesini lagi deh..” ajak Adit.
“Aku sampai lupa waktu ni gara- gara terpesona oleh pemandangan yang indah ini..rasanya ingin berlama- lama disini..” jawab Mawar.
Karena hari sudah malam mereka memutuskan untuk pulang bersama. Mereka tampak sangat bahagia.
Hari- hari Mawar sekarang ini tidak lagi membosankan. Hidupnya tambah berwarna dan bermakna sejak ia bertemu dengan Adit.
***Selesai***